Monday, December 11, 2006
Wanted ! Teman yang Hilang...
Dulu, once upon a time, selagi saya masih kerja di salah satu perusahaan di Area Kuningan, ada seorang teman yang saat ini, sumpeh... saya kangenin. (Tenang darling... cewek kok dia, hehe ).
Kayaknya dia teman paling baik deh yang saya punya saat itu. Teman saya ini berkantor di area Sudirman. Walopun kita bukan teman satu kantor tapi setiap Jumat yang biasanya jam istirahatnya lebih panjang, saya dan teman saya itu manfaatkan untuk hunting kebutuhan wanita (yah u know lah...baju, sepatu, tas dan lain-lain yang setelah terbeli kita berdua tersadar ternyata barang2 itu sama sekali gak penting dan gak butuh-butuh amat yang akhirnya jadi ajang tuker-tukeran). Sabtu dan minggu biasanya kita manfaatkan untuk sekedar renang, luluran mandi susu di Sari Ayu, atau sekedar masak di rumah mencoba resep-resep baru. Pokoknya cocok lah saya berkawan dengan dia. Gak pernah berantem, gak pernah 'ngomong belakang'... *kayaknya*
Tapi, manusia tetaplah manusia... sahabat juga manusia... yang dapat berubah seiringnya waktu membawa kita menjelajahi dunia di depan kita. Gak tau siapa yang berubah. Saya atau dia. Jujur, barusan aja saya coba *lagi* search dia di Friendster and di Blog Search dengan harapan kali-kali aja dia ikutan nge-blog. So far gak pernah ketemu.
Apa perlu ya saya lapor ke Komisi untuk Orang Hilang?
Satu hal yang saya paliiiiiiing gak setuju dari dia, gak tau apa karena dia terlampau baik atau emang gak ada kerjaan lain selain ngantor, dia itu rela melakukan sesuatu hanya untuk menyenangkan hati orang lain tanpa dia memperhatikan harapan dia sendiri. Mulia sih... Tapi bukankah orang akan lebih merasa di hargai apabila sikap baik itu di lakukan karena memang kita "juga ingin dan mengerti" jadi bukan hanya sekedar "oke deh, selama lu happy". Yaa... kira-kira begitulah maksud saya. Dan parahnya, itu 'virus' menular ke saya *sampai sekarang*.
Hidup harusnya gimana sih...
Kita berdua punya quote yang kita tulis di diary masing-masing dan juga di dinding kamar. Noraknya lagi, saya juga mencetak kalimat tersebut dengan huruf-huruf segede-gede gaban lalu saya tempelkan di meja kaca ruangan kerja saya dulu :
Selain Ayat kursi tentunya, kalimat tersebut juga mempengaruhi kehidupan saya. Se marah-marahnya saya atau se kecewanya saya terhadap orang lain atau keadaan, kalimat-kalimat tersebut bisa menetralisir angkara murka di hati saya serta pemberi semangat dikala hati lagi down n tak berdaya. And voila... it works *Sampai sekarang*.