Tuesday, September 25, 2007
Puasa... oh, Puasa...
Mari kita membahas makna puasa bagi seorang Mamanya Damara Kilgor : )
Puasa, moment yang tepat untuk melatih saya lebih sabar lagi. Mencoba untuk lebih "memahami" mengapa angkot-angkot fatmawati gak pernah mau ngalah pada dirikuh. Apa salah ku ? Aku hanya ibu rt yang sehari-hari mengantarkan anak-anak kian kemari tanpa ingin ngomel karena si angkots *angkotnya lebih dari satu* ngetem di belokan tanpa perduli sepanjang 15 meter mobil lain berjejer di belakangnya.
Puasa, melatih aku untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar. Di manapun aku berada tanpa di temani cemilan (lagi puasa toh judulnya), sehingga perhatian ku tak terbagi oleh cemilan2 itu. Kejadian sekecil apapun tak luput oleh mata. Baru aku sadari ternyata bunga-bunga yang aku tanam di halaman rumah 2 bulan lalu itu sekarang sedang centil2nya memamerkan bentuk bunganya yg berwarna warni. *ehem, berbakat jadi petani juga kayaknya*. Sewaktu mau ngabuburit sambil ngajak Damara Kilgor jalan-jalan di komplek rumah, ekke baru tau kalo tetangga sebelah rumah persis ternyata sudah pindah. Kok bisa Invisible gitu yah pindahannya... Coba deh, kalo bukan bulan puasa saya gak mungkin ngabuburit kan, dan sampai Lebaran nanti pun kemungkinan saya bisa tahu -bahwa tetangga sebelah rumah sudah pindah- sangatlah kecil.
Puasa, moment yang tepat untuk menyalurkan hobby masakku. Rasa lapar dan dahaga ternyata mampu meningkatkan daya kreatifitas untuk menciptakan menu-menu spektakuler berbuka puasa. Bila pada hari biasa cukup puas dengan tumis dan goreng, selama berpuasa tertantang untuk masak yang sedikit lebih ribet. Dari rendang padang yg bikinnya kudu lama, risoles isi daging yang bikinnya 3 tahap ( dari ngolah isi, bikin kulit risolesnya, proses penggabungan kulit dan isi, baru tahap penggorengan. *berarti 4 tahap dong yak*), sampai masak tumis oncom kegemaranku. Slurp... slurp. Bukan sembarang oncom pastinya.
Puasa, *yang sudah tentu juga di Amin-i oleh anda sekalian* selain melatih kesabaran juga melatih kita menahan rasa lapar dan haus sehingga otomatis berat badanku menyusut. No wonder lah, secara kalo hari biasa siang-siang bolong aku sudah stand by di Radja Bakso hehe.
See... gak perlu akupunktur kan ? itu kata si papa *dengan senyum kemenangan di wajahnya karena gak jadi mengucurkan dana lebih untuk si akupunktur itu*
So... gimana puasa nya temans ? udah menang berapa ?